Sejarah Berdirinya STAI ALI BIN ABI THALIB Surabaya Indonesia


Disusun : Abu Hasan Arif

Sekolah Tinggi Agama Islam dahulunya bernama mahad Ali al-Irsyad Surabaya Indonesia.

Didirikan pada 25 Juli 1996 M dan memulai pengajarannya pada bulan Oktober 1996 M, di kota Surabaya yang merupakan kota terbesar ke dua di Indonesia, yaitu negara yang memiliki 33 provinsi, dan terdapat sekitar 530 kota di negara ini.

Negara Indonesia merupakan Negara yang mempunyai jumlah penduduk Islam terbesar di dunia, kira-kira dari 240. 271.522 (dua ratus juta lebih) penduduk Indonesia, 85,1 % adalah muslim, 9,2% kristen Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4% Buddha.

Awal kali berdiri, lembaga pendidikan ini berlokasi di gedung masjid al-Irsyad lantai tiga, jalan Sultan Iskandar Muda Surabaya, lalu pada tahun 2006 berpindah ke jl Sidotopo Kidul 51 surabaya.

007

Kantor Mahad Ali Al iryad th 1996 M

Mahad Ali al-Irsyad Surabaya yang merupakan cikal bakal STAI ALI BIN ABI THALIB, didirikan oleh para pengusaha dari Surabaya Indonesia yang memiliki ghirah/kecemburuan terhadap Islam yang tinggi dengan dukungan dari para sahabatnya dan para dai Salaf, yang menginginkan agar dakwah salafiyah tersebar melalui sebuah lembaga pendidikan yang mengajarkan pelajaran bahasa Arab dan ilmu-ilmu Islam yang bersumberkan dari al-Qur’an dan sunnah dengan pemahaman salafus shalih.

Jumlah murid angkatan pertama hanya 13 orang, dengan tiga pengajar, yaitu al-Ustad Abdurrahman attamimi (sebagai Direktur, beliau lulusan Universitas Cairo Mesir), al-Ustad Mubarak bamuallim Lc (Lulusan Universitas Madinah Saudi Arabia, fakultas Syariah) dan al-Ustad Salim Ghanim Lc (Lulusan Universitas Islam Madinah Saudi Arabia, Fakultas Syariah).

Kelas-kelas di Mahad Ali Al-Irsyad th 1996

003

Pendidikan di Mahad ini awal kali adalah 2 tahun dengan menggunakan KItab Silsilah Ta’lim Al Lughah Al Arabiyah. Sebuah metode terbaru pengajaran bahasa Arab bagi mereka yang tidak menggunakannya sebagai bahasa Ibu, yang terbitkan oleh para ahli bahasa Arab dan Ilmu Islam dari Universitas Al Imam Muhammad Ibnu Su’ud – Riyadh. Kemudian ada juga pelajaran sore hari setelah maghrib yang membahas kitab-kitab para ulama, baik akidah, hadits, maupun sejarah Nabi.

Hanya empat orang dari angkatan pertama yang berhasil menyelesaikan pendidikan di mahad ini selama dua tahun (termasuk Penulis).

Seiring berkembangnya dakwah salafiyah di Indonesia, jumlah murid di mahad ini bertambah, mereka datang dari segala penjuru Indonesia yang luas, negara yang mempunyai pulau kurang lebih 18.000 pulau.

Dari pulau-pulau terbesar di negeri ini, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian (Papua), dan jawa , para penuntut ilmu datang belajar di mahad Ali al-Irsyad Surabaya. Kebanyakan dari mereka adalah para penuntut ilmu yang fakir, yang mendapatkan bantuan selama proses belajar mereka di mahad ini, hingga ada di antara mereka yang melanjutkan belajar di universitas Islam Madinah Saudi Arabia, Lembaga pengetahuan islam dan arab (LIPIA) Jakarta (معهد العلوم الإسلامية والعربية في أندونيسيا), dan sekolah-sekolah tinggi di Indonesia lainnya. Dan sebagian lainnya langsung terjun berdakwah di tengah masyarakat.

 Kelas Mahad Ali Al-irsyad th 2000

 001

STAI ALI BIN ABI THALIB SURABAYA

Pada tanggal 12-8-2008/10 syaban 1429, Mahad Ali al-Irsyad resmi berubah statusnya menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Ali bin Abi Thalib Surabaya dengan diresmikan oleh Walikota Surabaya.

Menempati gedung asrama bertingkat tiga dengan kapasitas 300 mahasiswa, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, perpustakaan dengan lebih dari 2000 judul buku berbahasa Arab, dan delapan kelas, serta masjid. Dan saat ini telah dibangun masjid dengan kapasitas 1000 jama’ah di lokasi lembaga ini.

Progam belajar yang dahulunya ditempuh 2 tahun dirubah menjadi 4 tahun, demikian pula fasilitas dan tenaga pengajar bertambah.

 

 

 Masjid al-Irsyad Surabaya tempat Kajian Dakwah Salaf

yang di sebarkan di Surabaya sejak tahun 1996 hingga 2005

Tempat Mahasiswa Mahad Ali Al-irsyad belajar.

 

001

Fasilitas dakwah juga dimiliki oleh lembaga ini, diantaranya radio yang berjangkauan luas ke desa-desa yang menyebarkan dakwah tauhid. Siaran radio ini bisa di dengarkan baik melalui internet ataupun handphone. Ruang siaran radio ini dan pemancarnya berada di gedung asrama lantai tiga STAI ALI BIN ABI THALIB.

Saat ini jumlah Dosen dan karyawan di lembaga ini sebanyak 27, dengan jumlah murid 180 mahasiswa.

Adapun para penuntut ilmu yang lulus maupun yang pernah belajar di lembaga ini semenjak lulusan pertama tahun 2008 lebih dari 300 orang, yang tersebar di seluruh Negara Indonesia.

HUBUNGAN KEMASYARAKATAN

Letak STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya yang berada di tengah-tengah kawasan kota Surabaya dimana mayoritas umat Islam di kota ini tidak mengenal dakwah salafiyah, menjadikan dakwah salaf yang disebarkan lembaga pendidikan ini mendapatkan tantangan yang amat berat. Namun dengan karunia Allah dan pertolongan-Nya, dakwah salaf sedikit demi sedikit dipahami dan dimengerti oleh masyarakat awam. Hal ini karena dakwah yang dilakukan lembaga pendidikan ini terhadap masyarakat sekitarnya, baik lisan maupun dengan amal perbuatan, misalnya membagi-bagikan hewan kurban kepada masyarakat sekitar, bekerja sama dengan tokoh masyarakat dalam menjaga keamanan, mengantarkan jenazah ke pekuburan, mengislamkan muallaf yang hendak masuk Islam, dll.

004

Demikian pula hubungan dengan aparat Negara seperti kepolisian, lembaga ini menjalin dengan baik. Pada tanggal 28 maret 2009, Kepala kepolisian daerah Jawa Timur berkunjung di lembaga ini, dan berceramah dihadapan para mahasiswanya. Demikian pula saat terjadinya pergantian Kepala kepolisian Daerah Jawa timur, lembaga ini diundang ikut serta menghadirinya.

HUBUNGAN DENGAN PARA DAI SALAF SE-INDONESIA

Asrama baru STAI Ali bin Abi Thalib selesai tahun 2005

Setiap setahun sekali, lembaga ini mengadakan pembekalan ilmu bagi para dai salaf se-Indonesia, dimana kurang lebih 200 dai lulusan Luar negeri maupun dalam negeri ikut serta dalam acara ini.

Dalam kegiatan ini juga dibahas perkembangan dakwah salaf di daerah masing-masing, dan dengan acara ini terjalin ukhuwwah Islamiyyah di antara para dai Salaf di Indonesia. Dan terkadang acara ini dihadiri oleh dai dari negeri Singapura dan Malaysia.

Banyak manfaat yang dirasakan oleh para dai Salaf dalam kegiatan ini, diantaranya mereka dapat berhubungan langsung dengan para ulama, menanyakan beberapa permasalahan dakwah yang terjadi di daerah mereka, melihat secara langsung akhlak para ulama yang mulia, dan juga merupakan pertemuan reuni di antara para dai salaf yang tersebar di Indonesia.

010

HUBUNGAN KERJA SAMA DENGAN PARA ULAMA DI LUAR NEGERI

Lembaga ini mempunyai hubungan yang baik dengan para ulama salaf di luar negeri, baik dari Saudi Arabia maupun Jordania. Hal ini nampak dengan diadakannya training/dauroh kerjasama antara lembaga ini dengan Universitas Islam Madinah Saudi Arabia, bekerjasama dengan para mahasiswa Indonesia yang belajar di universitas tersebut. Dan juga Daurah markas al-Imam al-Albani di Jordania yang bekerjasama dengan lembaga ini, setiap tahun sekali bergantian dengan para ulama dari Universitas Islam Madinah.

Daurah yang diadakan lembagai ini :

  1. Tanggal 9-13 Pebruari 2001 atau 15-19 Dzulqa’dah 1421 H. Hadir pada acara ini asy-Syaikh Ali Hasan al-Halabi serta kurang lebih 400 dai Salaf se-Indonesia.

  2. Tanggal 17-21 Maret 2002 atau 3-7 Muharam 1423 H, hadir pada acara ini asy-Syaikh Muhammad Musa Naser, asy-Syaikh Mashor Hasan, asy-Syaikh Ali Hasan al-Halabi

  3. Tanggal 25-29 Juni 2003 atau 24-28 Rabiutstsani 1424 H, di lawang Malang, hadir pada acara ini asy-Syaikh Muhammad Musa Naser, asy-Syaikh Mashor Hasan, asy-Syaikh Ali Hasan al-Halabi

  4. Tanggal 6-10 Desember 2004 di lawang Malang, atau Syawal 1425 H, dihadiri oleh Syaikh Muhammad Musa Naser, asy-Syaikh Mashor Hasan, asy-Syaikh Ali Hasan al-Halabi

  5. Tanggal 14-17 Jumadil ats-Tsaniyah 1427/10-13 Juli 2006, asy-Syaikh Ibrahim ar-Ruhaili dan asy-Syaikh Muhammad ar-Ruhaili

  6. Tanggal 7-13 Februari 2007, di Villa Trawas – Pacet – Mojokerto, hadir pada acara ini, Syaikh Ali Hasan al-Halabi, Syaikh Muhammad Musa Nashr, Syaikh Husain al-Awaisyah (Kunjungan Pertama Ke Indonesia.

  7. Tanggal 7 – 15 Rajab 1428 / 23 – 31 Juli 2007, lokasi kebun teh Wonosari Lawang Malang Jatim, hadir pada acara ini para ulama dari Universitas Islam Madinah Saudi Arabia.

  8. Daurah ke-8 tanggal 29 Muharom – 7 Shofar 1429 / 7-13 Peb 2008, hadir dalam acara ini asy-Syaikh Ali Hasan al-Halabi, asy-Syaikh Muhammad Musa Naser, asy-Syaikh Husain al-Awaisyah

  9. Daurah 6-12 Juli 2008/3-9 Rajab 1429 H (asy-Syaikh Sholih as-Suhaimi, membahas akidah al-Imam asy-Syafii, asy-Syaikh Ibrahim ar-Ruhaili membahas kitab Lumatul Itiqad, asy-Syaikh Sulaiman ar-Ruhaili, membahas Qowaid al-Fikih)

  10. Daurah tentang Aqidah dan Manhaj 10 – 16 Oktober 2009, Tempat: Blessing Hill – Grand Trawas Hotel. Trawas, Mojokerto, Pembicara: 1. Syaikh Dr. Muhammad Musa Nashr hafizhahullah, 2. Syaikh Ali al-Halabi hafizhahullah, 3. Syaikh Masyhur Hasan Salman.

  11. Daurah 14-20 Sya’ban 1431 / 26 Juli-1 Agust 2010 dihadiri oleh para dosen dari Universitas Islam MadinahSaudi Arabia, yaitu asy-Syaikh Sulaiman ar-Ruhaili dan asy-Syaikh Abdussalam bin Salim as-Suhaimi.

  12. Daurah Syar’iyyah pada tanggal 1-7 Sya’ban 1432 H / 3-9 Juli 2011 M  yaitu Daurah Syar’iyyah XII bekerja sama dengan Markaz al-Imam al-Albani Yordania dengan nara sumber Syaikh DR. Muhammad Musa Alu Nasr, Syaikh Ali bin Hasan al-Halaby dan asy-Syaikh Prof. DR. Basim bin Faishol Al-Jawabiroh hafidzahumullâh.

  13. Daurah Kerjasama antara STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya dan
    Universitas Islam Madinah Saudi Arabia akan diadakan tanggal 2-8 juli 2012/12-18
    syaban 1433 H di Trawas Mojokerto Jawa Timur. Dengan nara sumber DR Sulaiman ar-Ruhaili dan DR Mus’id bin Musaid al Husaini.

PARA ULAMA DAN TOKOH YANG BERKUNJUNG DI STAI ALI BIN ABI THALIB SURABAYA

1. Asy-Syaikh DR Sulaiman ar-Ruhaili (Saudi Arabia)

2. Asy-Syaikh Prof DR Abdurrozzak bin Abdulmuhsin al-Abbad (Saudi Arabia)

3. Asy-Syaikh DR Abdussalam bin Salam as-Suhaimi (Saudi Arabia)

4. Asy-Syaikh Ali Hasan al-Halabi (Jordania)

5. Asy-Syaikh DR Ibrahim ar-Ruhaili (Saudi Arabia)

6. Asy-Syaikh Mashoor Hasan al-Salman (Jordania)

7. Asy-Syaikh DR Musa al-Naser (Jordania)

8. Asy-Syaikh DR Abdul aziz Ammar (Saudi Arabia)

9. asy-Syaikh DR Soleh as-Suhaimi

10. asy-Syaik DR Abdul ‘Adhim Badawi

Dari dalam negeri :

  1. KAPOLDA JATIM Bapak Anton Bahrul alam

  2. Wakil Gubernur JATIM Bapak Syaifullah Yusuf

2. Wakil walikota Surabaya Bapak Arif Affandi

Hubungan dengan kerajaan Raja Saudi Arabia

Raja Saudi Arabia yang lalu, yaitu Raja Fahd bin Abdul Aziz rahimahullah mengirimkan bantuan yang dipergunakan untuk membanguan laboratorium bahasa.

Wakil kementerian dalam negeri Saudi Arabia, Syaikh Abdul Aziz al-Ammar mengirim bantuan kitab-kitab, kaset ceramah syaikh Sholih bin Abdul Aziz alu Syaikh, majalah-majalah dalam bahasa Arab.

 Photo-photo Mahad Ali Al-Irsyad Surabaya 1996-2005

Masjid tempat kajian ba’da Maghrib

008

007

001

002

003

Kelas dan Kantor Mahad

001

006

002

005006

003008

5 pemikiran pada “Sejarah Berdirinya STAI ALI BIN ABI THALIB Surabaya Indonesia

Tinggalkan komentar